Senin, 01 Mei 2017

Sekali lagi ku bersabar, menunggu hadirmu yang sekejap mata.

Kumpulan memori itu kini tersusun rapi di kepalaku. Berhari-hari ini mencoba ku membuat gambar-gambar baru di kaleidoskop usang ini. Namun yang tergambar hanya kamu, ya, masih kamu.
Jika ku berharap, menunggu kamu setiap hari dan malam, setiap pagi dan petang, hanya akan membuatku tambah sakit. Karena penantian itu sembilu di ujung air mataku. Namun pula untuk tidak menanti bukanlah keahlianku. Seperti.. tubuh ini secara otomatis menunggu.

Mengingat seharusnya lebih susah dari melupakan, kau membuat semuanya terbalik.